Di Indonesia, sebuah komisi khusus bertugas memilih calon polisi.
Masuklah calon pertama. "Berapa dua kali dua?" kata anggota komisi.
"Tiga."
"Coba pikirkan lagi."
"Lima."
"Pikirkan lagi dengan tenang."
"Tujuh."
"Anda dipersilakan keluar."
Mereka membuat catatan: "Tidak berpendidikan, tetapi berakal. Lulus."
Calon kedua masuk. "Berapa dua kali dua?"
"Lima."
"Coba pikirkan lagi."
"Lima."
"Pikir sekali lagi."
"Lima."
"Silakan keluar.
Mereka membuat catatan: "Tidak berpendidikan, tetapi berpendirian. Lulus."
Calon ketiga masuk. "Berapa dua kali dua?"
"Empat !!!"
"Coba pikirkan lagi."
"Empat tolol!"
"Pikir sekali lagi."
"Empat goblok!"
"Silakan keluar.
Komisi membuat catatan: "Berpendidikan, berakal, berpendirian, tetapi kurang ajar. Tidak Lulus.
Masuklah calon pertama. "Berapa dua kali dua?" kata anggota komisi.
"Tiga."
"Coba pikirkan lagi."
"Lima."
"Pikirkan lagi dengan tenang."
"Tujuh."
"Anda dipersilakan keluar."
Mereka membuat catatan: "Tidak berpendidikan, tetapi berakal. Lulus."
Calon kedua masuk. "Berapa dua kali dua?"
"Lima."
"Coba pikirkan lagi."
"Lima."
"Pikir sekali lagi."
"Lima."
"Silakan keluar.
Mereka membuat catatan: "Tidak berpendidikan, tetapi berpendirian. Lulus."
Calon ketiga masuk. "Berapa dua kali dua?"
"Empat !!!"
"Coba pikirkan lagi."
"Empat tolol!"
"Pikir sekali lagi."
"Empat goblok!"
"Silakan keluar.
Komisi membuat catatan: "Berpendidikan, berakal, berpendirian, tetapi kurang ajar. Tidak Lulus.
No comments:
Post a Comment