TERJEMAHAN

Friday 14 January 2011

SOLUSI KORUPSI


Bagi Anda para peminat tayangan film layar lebar tentu saja tak asing lagi dengan sebuah film tema kritik sosial garapan artis senior Dedi Mizwar berjudul ‘Alangkah Lucunya Negeri ini’. Film yang dipenuhi adegan-adegan komedi ini merupakan bentuk kritikan harus yang disampaikan putera puteri bangsa terhadap budaya klasik yang memalukan harga diri bangsa, yakni korupsi.

Solusi Korupsi di Indonesia kerap diamputasi dengan ringkihnya sistem penegakan hukum dan peradilan Indonesia sendiri. Korupsi seolah dipandang sebagai warisan budaya nenek moyang yang harus tetap dilestarikan, susah diberantas. Orang yang berupaya memberantas dan coba untuk bersih dari korupsi malah tak jarang difitnah dan dituding sebagai sosok sok suci.

Solusi korupsi perlu ditemukan dan dilaksanakan. Salah satu penggadai harkat martabat harga diri bangsa Indonesia adalah budaya korupsi yang sudah cukup akut menjangkiti sistem birokrasi dalam negeri. Ada banyak bentuk korupsi yang terjadi di tengah masyarakat. Dari yang level kecil hingga bernilai milyaran rupiah. Korupsi merupakan bentuk penyalah gunaan fungsi pendidikan yang sudah dijalani oleh seseorang.

Sebagai contoh, seorang yang berpendidikan rendah bisa saja melakukan korupsi kecil-kecilan seperti mencopet, menjambret dan sebagainya. Sementara mereka orang yang berpendidikan akan melakukan korupsi, sebuah tindakan yang jauh lebih hina dan berbahaya dari mencopet atau mencuri.

Korupsi dan Solusinya

Ada beberapa bentuk tawaran solusi korupsi yang cukup realistis untuk dilaksanakan. Korupsi bisa dikatakan sebagai biang keladi keterpurukan sistem perekonomian Indonesia. Betapa tidak, ratusan milyar uang negara dicuri dan dimasukkan ke kantong-kantong para koruptor. Berikut ini beberapa bentuk solusi korupsi yang memungkinkan untuk dilaksanakan;
 

Memulai dari diri sendiri

Sebelum jauh-jauh menuding orang melakukan tindakan korupsi, marilah kita memeriksa kebersihan diri kita sendiri dari perbuatan keji ini. Ada banyak bentuk korupsi yang terkadang tanpa sengaja kita lakukan. Jika kita seorang pengajar, terkadang kita berupaya mengkorupsi waktu belajar mengajar di kelas, kita memberikan jawaban soal ujian terhadap siswa, membiarkan siswa mencontek dan sebagainya.

Sebagai pendidik kita menjadi contoh teladan bagi para peserta didik. Jika bentuk-bentuk korupsi kecil itu dibiarkan, maka jangan heran jika generasi Indonesia yang akan datang juga akan tetap mengidap penyakit korupsi sebagai tularan dari sikap kita sendiri.

Pemimpin memberi contoh

Kewajiban seorang pemimpin adalah memberi suri tauladan kebaikan bagi orang yang dipimpin. Seorang pemimpin harus berupaya memikirkan solusi korupsi yang sudah menjadi tradisi klasik di tanah air. Pemimpin harus memberikan contoh bersih diri dari perbuatan-perbuatan korupsi. Contoh ini otomatis akan memberikan kekuatan bagi seorang pemimpin untuk mampu menegakkan hukuman bagi para pelaku korupsi secara tegas.

Selain itu, contoh ini sekaligus akan membuat para pejabat yang berada di bawah perintah seorang pemimpin merasa segan, malu, dan akhirnya juga berupaya untuk meninggalkan budaya korupsi.

Penegakan hukum

Para koruptor perlu diberi hukuman yang seberat-beratnya yang membuat mereka jera. Sistem penegakan hukum di Indonesia kerap terhambat dengan sikap para penegak hukum itu sendiri yang tidak serius menegakkan hukum dan undang-undang.

Para pelaku hukum malah memanfaatkan hukum itu sendiri untuk mencari keuntungan pribadi, ujungnya juga pada tindakan korupsi. Alih-alih muncullah istilah mavia hukum, yakni mereka yang diharapkan mampu menegakkan hukum dan peradilan malah sebaliknya mencari hidup dari hukum dan peradilan tersebut.
SUMBER : www.anneahira.com

No comments:

Post a Comment