TERJEMAHAN

Thursday 16 June 2011

HANCURNYA PENDIDIKAN INDONESIA

Tulisan ini adalah sebuah kutipan langsung dari tulisan seorang guru di Jakarta Barat yang bernama Ahmad Naufal, yang saya dapatkan dari situs mediaindonesia.com di kolom Suara Anda, tertanggal 6 Juni 2011. Tulisan ini sangat menarik untuk perhatian, karena sesuai dengan apa yang ada di pikiran saya dan kebanyakan orang, apa benar hasil UN 99% tersebut, terlebih setelah terungkapnya kasus nyontek massal yang terjadi beberapa waktu lalu..

Hasil UN: Cerminan Hancurnya Pendidikan Indonesia
Jika kita melihat hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP dan SMA yang secara rata-rata se Indonesia di atas 99% maka akan membuat kita terkaget-kaget. Mungkin bagi sebagian kalangan khususnya para pemegang kebijakan pendidikan maka mereka akan merasa bangga dengan hasil tersebut. Akan tetapi, bagi seorang guru yang secara langsung berhadapan dengan siswa maka mereka sebagian besar akan tertawa terbahak-bahak atau bahkan sedih melihat masa depan pendidikan Indonesia kedepan. Rekayasa pendidikan seperti apa lagi ini?

Terjadi perbedaan yang sangat mencolok antara realita kondisi siswa dengan hasil UN dalam secarik kertas. Sehingga jika secara jujur para guru yang melakukan penilaian dengan standar yang ditetapkan pemerintah maka sangat yakin sebagian besar siswa kita pasti tidak akan lulus. Belum lagi, tindak kecurangan yang dilakukan oleh sekolah ataupun oknum tertentu. Jika sudah begini mau dibawa ke mana masa depan pendidikan Indonesia?

Pendidikan karakter apa yang akan kita ciptakan? Hasil UN ini ibarat bom waktu yang akan menghancurkan generasi bangsa kedepan. Bagaimana tidak, seorang siswa yang dinilai oleh guru di sekolah sangat sulit mencapai ketuntasan diakibatkan dengan berbagai hal, misalnya jarang masuk sekolah atau sulit belajar, tetapi tiba-tiba disulap oleh hasil UN yang bagus. Kemudian guru di “paksa” memberikan nilai yang tinggi di raport walaupun anak tersebut tidak pernah sampai ke nilai tersebut lantaran demi siswa tersebut bisa lulus nanti. Sehingga secara sistematis pihak sekolah atau guru dipaksa untuk berperilaku tidak jujur. Para pemegang kebijakan yang bergelat Profesor dan Doktor lalu menganggap pendidikan ini telah mencapai keberhasilan. Teruskah kita berkutat pada “lingkaran setan” pendidikan seperti ini yang secara pelan-pelan menghancurkan karakter pendidikan itu sendiri.

Mungkin karakter generasi kita yang tercipta ke depan adalah karakter malas, tidak mau bekerja keras, dan tidak jujur. Hal ini dikarenakan di sekolah tanpa mereka berusaha pasti akan memiki nilai yang baik. Maka jangan kaget jika masa depan bangsa Indonesia kedepan akan semakin hancur. Oleh karena itu hanya ada satu solusinya, lakukan revolusi pendidikan. Singkirkan para pejabat yang tidak mengerti realita pendidikan dari akarnya dan hanya mementingkan proyek demi proyek. Lalu konsisten terhadap kebijakan bahwa seluruh penilaian dikembalikan ke guru. Dan tidak ada lagi rekayasa dalam dunia pendidikan ini. Ayo bangkitlah dan maju pendidikan Indonesia!

No comments:

Post a Comment