TERJEMAHAN

Tuesday 28 December 2010

SPPD GANDA DAN TIKET KOSONG


SPPD ganda dan Tiket Kosong
Perjalanan dinas adalah salah satu hal yang harus di lakukan oleh PNS, entah untuk keperluan mengikuti diklat, memenuhi panggilan instansi vertical di atasnya, atau menyampaikan pelaporan dan banyak keperluan lain. Dalam perjalanan dinas ini biasanya ada dua jenis pembiayaan yaitu pembiayaan oleh instansi pengirim atau instansi pengundang. Dalam hal pembiayaan di bebankan pada instansi pengundang maka SPPD(surat perintah perjalanan dinas) berasal dari instansi pengundang, maka setelah kegiatan yang mengeluarkan biaya transport dan uang harian, dll adalah instansi pengundang sementara jika pembiayaan oleh instansi pengirim maka instansi pengirimlah yang membiayai perjalanan dinas.

Dalam kenyataan di lapangan masih sangat banyak di jumpai pembiayaan ganda,SPPD ganda. Artinya satu kegiatan di biayai dengan dua sumber pembiayaan. Maka disamping menerima biaya transport dan uang harian dari panitia dia juga menerima uang dari instansi asalnya. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi karena merupakan salah satu bentuk pemborosan anggaran dan bahkan korupsi terhadap anggaran. Namun dalam kenyataanya hal ini masih sangat banyak terjadi.
Selain SPPD ganda dalam perjalanan dinas ini juga di kenal adanya tiket kosong.Kejadiannya adalah peserta datang pada suatu kegiatan, dari sumatera ke jawa misalnya. Dengan tiket pesawat dengan harga semurah-murahnya namun tiket yang kemudian di berikan kepada panitia kegiatan adalah tiket dengan harga semahal-mahalnya. Tentu saja tujuannya adalah memperoleh penggantian tiket setinggi-tingginya.
Mari kita hitung berapa kerugian Negara untuk dua macam praktek negative ini. Misal untuk tiket dari Kalimantan ke jawa umumnya semahal-mahalnya adalah Rp. 800.000, itu pun pada saat tiket sudah berharga mahal. Namun kemudian tiket yang dia berikan ke panitia adalah Rp.1000.000. Maka dia akan mendapatkan penggantian Pulang pergi sebesar Rp.2.000.000. Sampai disini Negara sudah di rugikan Rp.400.000, karena tiketnya PP seharusnya adalah sebesar Rp. 1.600.000. Tiket kosong adalah hal yang sangat jamak terjadi, artinya hampir semua individu melakukannya. Jika dari satu kegiatan dengan peserta 50 dan 30 membawa tiket kosong, maka untuk satu kegiatan itu saja kerugian Negara mencapai Rp.400.000 X 30 = Rp. 12.000.000.Maka jika dari kegiatan oleh berbagai kementerian yang berbeda, direktorat yang berbeda,dinas di propinsi yang berbeda, dinas di kabupaten yang berbeda dan instansi lain yang jumlahnya ribuan dan bahkan puluhan ribu dan jumlah individu mencapai ratusan ribu dan bahkan jutaan, tentu jumlah kerugian Negara menjadi sangat besar sekali. Misal Rp. 400.000 X 10.000 kali kegiatan= Rp. 4.000.000.000(4 Milyar). Kerugian ini akan bertambah lagi jika individu ternyata juga membawa SPPD sendiri dari instansi asalnya Misal dia bawa SPPD dengan biaya Rp. 3000.000 saja maka dari 1 individu Negara sudah di rugikan Rp.3.000.000 + Rp.400.000 = RP. 3.400.000. SPPD ganda ini memang jumlahnya tidak terlalu banyak, namun satu SPPD ganda ini kerugiannya setara dengan 10 tiket kosong, jadi meski tidak banyak jumlahnya tetap sangat besar.

Mari kita berhitung dengan begitu sudah banyaknya rejeki di berikan oleh Allah. Udara kita di berikannya gratis(bandingkan jika kita harus beli oksigen diRS), air begitu melimpah, rumah kita dicukupkan untuk membangunnya, pakaian dan makanan sudah di berikan kepada kita. Dari kerja bulanan kita mendapatkan gaji yang jumlahnya selalu cukup buat minimal makan kita sehari-hari. Dari kegiatan kita mendapatkan honor kegiatan. Dari perjalanan dinas kita kita pun tanpa tiket kosong kita masih akan mendapat untung dari uang harian yang jumlahnya minimal untuk dua hari kegiatan saja Rp.700.000, .Karenanya sudah seharusnyalah kita berkata”cukup sudahlah semuanya buat saya, rejeki dari Allah yang halal sudah datang dari mana saja dan sangat banyak jumlahnya, maka tidaklah perlu di tambah atau di campur dengan sesuatu yang sifatnya atau sumbernya dari hasil menipu, menipu tiket,menipu panitia, dan praktik-praktik tercela lainnya”). Maka sesungguhnya ketenangan tidak berasal dari berapa banyak rezeki yang sudah kita dapat tetapi seberapa bersih dan barokah rezeki yang kita terima itu.

No comments:

Post a Comment