TERJEMAHAN

Friday 22 July 2011

NAZARUDDIN DI KEJAR GENGSTER



Beberapa waktu lalu Wawancara Metro TV dan TV One dengan M Nazaruddin adalah pukulan yang sangat telak bagi aparat kepolisian. Ini membuktikan, Kapolri belum berbuat banyak untuk mengendus keberadaan Nazaruddin yang saat ini sudah jadi buronan internasional.

Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo mengatakan, pengejaran terhadap buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polisi Internasional (Interpol) itu masih terus dilakukan, bekerja sama dengan berbagai pihak. "Namun, harus diakui belum diketahui secara pasti keberadaannya. Dari beberapa titik (pencarian), kita belum bisa menyimpulkan ada di mana," ujarnya di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (21/7).

Dikabarkan untuk mempermudah perburuan buronan korupsi M Nazaruddin, dikabarkan Kepolisian RI membayar sekelompok gangster di kawasan Golden Triangle, yakni di perbatasan Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Langkah tersebut sangat mungkin dilakukan bahkan dinilai lebih efektif. (Dikutip dari harianberita.com)

Pengamat Intelegen, Wawan Purwanto mengatakan bahwa mengenai kerjasama, bisa sama siapa saja, itu hanya masalah teknis penangkapan, yang penting ketangkap. “Kan ada juga teknisnya menangkap maling ya dengan maling lagi,” ujar Wawan, Sabtu (23/7/2011).

Polri dikabarkan menyewa gangster di kawasan itu untuk membuat mantan politisi Partai Demokrat itu akhirnya tidak betah lalu berniat keluar dari negara itu. Ketika ia berniat keluar itulah dan melalui jalur transportasi apapun, maka di sini baru polisi internasional atau interpol yang akan menangkap Nazaruddin.

“Karena itulah mengapa Nazaruddin mengaku pernah ditembak. Itu memang dilakukan oleh kelompok yang menjadi rekanan Polri agar Nazaruddin tidak nyaman berada di sana,” ujar seorang sumber, Jumat (22/7/2011).

Percobaan penembakan merupakan bagian dari teror kepada Nazaruddin agar ia tidak betah dan meninggalkan tempat persembunyiannya. “Skenarionya, begitu ia mau bergerak ke airport, di situlah ia ditangkap. Sebab, interpol hanya bisa menangkapnya di sana,” tutur sumber tersebut.

Teknis menyewa gangster itu, bukanlah teknis baru yang diterapkan setiap negara yang ingin memburu seseorang yang dinilai penting dan membahayakan misalnya jaringan narkoba atau perdagangan orang. Teknis itu sudah banyak dilakukan bahkan dinilai lebih efektif ketimbang hanya mendayagunakan penegak hukum resmi.

No comments:

Post a Comment