A lesson learn from wall street....
Gutten morgen ...
Suatu hari di sebuah desa, seorang yang
kaya raya mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp. 50,000,- per ekor.
Padahal monyet disana sama sekali tak ada harganya karena jumlahnya yang banyak
dan kerap dianggap sebagai hama pemakan tanaman buah-buahan.
Para penduduk desa yang menyadari bahwa
banyak monyet disekitar desa
pun kemudian mulai masuk hutan dan
menangkapinya satu persatu.
Kemudian si Orang Kaya membeli ribuan ekor
monyet dengan harga Rp
50,000,- . Karena penangkapan secara
besar-besaran akhirnya
monyet-monyet semakin sulit dicari,
penduduk desa pun menghentikan
usahanya untuk menangkapi monyet-monyet
tersebut..
Maka si Orang Kaya pun sekali lagi kembali
untuk mengumumkan akan
membeli monyet dengan harga Rp 100,000 per
ekor. Tentu saja hal ini
memberi semangat dan "angin
segar" bagi penduduk desa untuk kemudian mulai untuk menangkapi monyet
lagi. Tak berapa lama, jumlah monyet pun semakin sedikit dari hari ke hari dan
semakin sulit dicari, kemudian penduduk pun kembali ke aktifitas seperti
biasanya, yaitu bertani.
Karena monyet kini telah langka, harga
monyet pun meroket naik hingga
Rp 150,000,- / ekornya. Tapi tetap saja
monyet sudah sangat sulit
dicari.
Sekali lagi si Orang Kaya mengumumkan
kepada penduduk desa bahwa ia
akan membeli monyet dengan harga Rp
500,000,- per ekor!
Namun, karena si Orang Kaya harus pergi ke
kota karena urusan bisnis,
Asisten pribadinya akan menggantikan
sementara atas namanya.
Dengan tiada kehadiran si Orang Kaya, si
Asisten pun berkata pada
penduduk desa: "Lihatlah monyet-monyet
yang ada di kurungan besar yang
dikumpulkan oleh si orang kaya itu. Saya
akan menjual monyet-monyet
itu kepada kalian dengan harga Rp 350,000,-
/ ekor dan saat si Orang
Kaya kembali, kalian bisa menjualnya
kembali ke si Orang Kaya dengan
harga Rp 500,000,-
Bagaimana...?"
Akhirnya, penduduk desa pun mengumpulkan
uang simpanan mereka dan
membeli semua monyet yang ada di kurungan.
Namun...
Kemudian...
Mereka tak pernah lagi melihat si Orang
Kaya maupun si Asisten di desa itu!
Selamat datang di Wall Street..!
Inilah yang dikatakan orang "Monkey
Bussiness"!
Hati-hati Sahabat....... jangan terjebak
"Monkey Business"...
Seperti ikan Arwana,
Seperti ikan Lohan,
Seperti batu Akik,
Seperti bunga gelombang cinta,
Seperti burung love bird .. dan banyak
lagi.
Strategi seperti ini biasanya di lengkapi
juga dengan propaganda bisnis yang luar biasa dengan cara pameran2 dan event2
besar dengan harga2 yang menggiurkan sehingga masyarakat banyak yang tertarik
untuk ikut bermain di dalamnya padahal di event2 itu aktornya adalah para
orang2 kapitalis yang bersandiwara untuk memikat masyarakat banyak.
Seperti semua barang yang kita beli tetapi
bukan karena kita membutuhkan nya......
Anda termasuk mana? Si Orang Kaya
(Pengusaha) atau Penduduk Desa? Pilihlah dengan Bijaksana.
Happy Isnain ...... 😉😉
👍👍👍
No comments:
Post a Comment