TERJEMAHAN

Tuesday 13 September 2011

DIBALIK KERUSUHAN AMBON

Aku terkujut setelah menonton televisi yang  memberitakan ambon rusuh lagi sepertinya belum hilang dari ingatan kita tentang kejadian rusuh ambon beberapa tahun lalu, kini terjadi lagi, mudah mudahan ini tidak terus berlanjut seperti tahun tahun terdahulu, kejadian ini bertepatan dengan tanggal peringatan  tragedi menara kembar amerika sarikat tanggal 11 bulan September atau yang di kenal dengan serangan 11 september 2001.

Gubernur Maluku, Karel Alberth Ralahalu, merilis jumlah korban rusuh Ambon, Ahad (11/9/2011), yakni korban tewas berjumlah 6 orang, luka berat 31 orang, dan luka ringan sebanyak 139 orang. Sementara itu, data jumlah korban yang bersumber dari Koresponden Arrahmah.com di TKP menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 7 orang, kritis 7 orang, dan luka-luka sebanyak 60 orang, dan ratusan pengungsi yang hingga kini masih memadati masjid Al Fatah.( Arrahmah.com)

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam mengungkap kronologi kerusuhan di Kota Ambon yang terjadi hari ini, Minggu (11/9/2011). Menurut dia, hal tersebut bermula dari kecelakaan yang terjadi pada seorang tukang ojek bernama Darkin Saimen. Ia mengalami kecelakaan tunggal.
"Kejadian dari kecelakaan murni yang dialami Darkin Saimen yang mengendarai sepeda motor. Ia dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos Benteng," kata Anton.

"Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah, yang bersangkutan hilang kendali dan menabrak pohon gadihu. Ia kemudian menabrak rumah seorang warga di sana bersama Okto," papar Anton di Mabes Polri, Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan, nyawa tukang ojek itu tak terselamatkan sebelum sampai ke rumah sakit. Hal inilah yang menimbulkan dugaan ia sebenarnya dibunuh, bukan karena kecelakaan. (KOMPAS.com)

Meskipun berulangkali pihak kepolisian menegaskan bahwa kematian tukang ojek Muslim adalah murni kecelakaan, namun Umat Islam meragukan rilis pihak kepolisian tersebut.
Berikut adalah fakta-fakta yang diungkap Forum Umat Islam (FUI) bahwa tukang ojek Muslim itu dibunuh di daerah non Muslim.

FUI secara terang-terangan meragukan keterangan aparat Kepolisian yang menyatakan bahwa pemicu bentrokan itu adalah peristiwa kecelakaan tunggal Darmin Saiman, seorang tukang ojek Muslim. Sekjen FUI, Muhammad Al-Khaththath mengungkapkan keraguan tersebut juga dirasakan oleh keluarga almarhum Darmin Saiman di Ambon.
Kasus seperti ini menurut Al-Khaththath, bukan hal baru. Pasalnya kejadian serupa sebelumnya sudah pernah terjadi tiga kali sehingga hal ini menyulut kemarahan umat Islam.

“Kita menyangsikan keterangan kepolisian bahwa itu adalah kecelakaan tunggal. Karena menurut  keterangan yang kita peroleh bahwa pihak keluarga di sana menyangsikan terjadinya kecelakaan tunggal jadi ada unsur penganiayaan. Bahkan kita mendengar kasus yang serupa ini sudah terjadi sebanyak tiga kali sehingga menimbulkan kemarahan dari Umat Islam,” jelas Al-Khaththath Senin malam (12/9/2011) usai launching Crisis Center Forum Umat Islam (FUI).

Sementara itu dikatakan Bernard Abdul Jabbar dari Forum Umat Islam (FUI), jumlah korban yang tewas dalam bentrokan di Ambon sebanyak 8 orang. Adapun, tukang ojek itu faktanya betul-betul dibunuh, bukan murni kecelakaan, seperti dikatakan pihak kepolisian.

“Saya punya fotonya, banyak bekas tusukan, sangat jelas sekali, ada unsur penganiyaan dengan motif dibunuh,” kata Bernard yang juga aktivis Hizbut Dakwah Islam (HDI).

Pernyataan Al-Khaththath tersebut senada dengan Ketua Presidium MER-C Joserizal Jurnalis SpOT, yang mengungkapkan banyak fakta dan kejanggalan dalam keterangan yang disampaikan polisi.
Kondisi janggal antar alain dilihat dari kondisi kepala almarhum Darmin Saiman yang pecah, sementara helmnya masih utuh. Selain itu, Joserizal juga mengungkapkan adanya luka tusuk di punggung semakin memperkuat dugaan bahwa tukang ojek Muslim itu bukan meninggal karena kecelakaan, tapi dibunuh dengan sengaja.

“Kabar dari pihak keluarga korban, helm milik tukang ojek yang tewas itu dalam keadaan utuh, tapi kepalanya pecah karenanya adanya benturan pukulan. Begitu juga ada luka tusuk di punggungnya,” jelasnya.
Terkait hal tersebut Joserizal mendesak pihak kepolisian agar melakukan otopsi ulang dan menjelaskan kepada publik dan media dengan sejujur-jujurnya, tentang apa yang sesungguhnya terjadi. (Arrahmah.com)

Untuk itu dihimbau kepada warga negara indonesia khususnya ambon agar setiap informasi yang beredar, harus diseleksi dan dicerna. jangan mudah terprovokasi. Jangan mudah kena hasutan. Kalau ada ajakan, dicerna dulu atau tidak usah diikuti. Sekarang banyak beredar sms yang menyesatkan untuk itu jangan hiraukan,”

No comments:

Post a Comment