TERJEMAHAN

Friday 18 February 2011

TUHAN VALSU VS NABI VALSU

Ghulam Ahmad Vs Husein Al Hallaj





Suatu hari Husein Al Hallaj bertemu dengan Mirza Ghulam Ahmad dan terjadi pembicaraan sengit diantara mereka.
Husein : Salam wahai bhai (urdu/ -saudara) nabi palsu
Mirza : Salam juga wahai bhai tuhan palsu
Husein : Ane heran dengan ente yang mengaku nabi, napa gak ngaku yang lain aja ?
Mirza : Kalau mengaku nabi, mayn (urdu/ -aku) masih bisa dipercaya oleh para orang orang yang masih labil dalam menerjemahkan kata “tidak ada nabi sesudahku” dalam Al Qur’an. Saya yakin seperti melempar beberapa kerikil ke orang banyak, pasti diantaranya ada yang kena. Dan itulah nanti mereka itu akan jadi umat saya.
Apalagi saya :
  • Bisa bikin kitab suci sendiri
  • Bisa bikin mimpi sendiri
  • Bisa bergaya nabi sendiri
  • Sudah punya pengikutsendiri
Bagaimana dengan aap (urdu/ -kamu) sendiri, wahai bhai Husein ?
Kenapa tidak mencari nabi, kitab suci dan umat sendiri ?
Husein: Itulah yang ane fikirkan selama ini, tapi biarlah ane tidak punya semua daftar diatas sebagai legitimasi atas pengkuan ane sebagai tuhan. Paling tidak ane sudah dapat masuk di kompasiana.
Ohh, ya….
Bagaimana kalau bhai Mirza ikut juga daftar dikompasiana, karena nabi palsu tidak ada disana, jadi kita dapat main palsu palsuan di kompasiana. Nanti kita dapat beradu argumen disana agar umat dapat mengerti dengan kepalsuan yang kita sebarkan.
Mirza : Mayn mau saja tapi kabarnya masalah agama sudah tidak laku lagi di kompasiana karena dianggap sebagai pemicu konflik antar agama. Trus kabarnya harus pake verifikasi segala. Mayn mungkin tidak bisa lolos verifikasi.
Husein : Alaaah..!! Ikut aja aap daftar disana, peduli amat ama verifikasi , ane aja sebagai tuhan yang lebih tinggi dari nabi tak peduli soal verifikasi. Sebab bisa terjadi gelombang demonstrasi kalau ada tuhan di verifikasi di kompasiana.
Mirza : Ok lah kalau begitu bhai ….
qqq
Itulah sekelumit percakapan antara Husein Al Hallaj dan Mirza Ghulam Ahmad (tuhan dan nabi palsu).
Kepalsuan hanyalah masalah keinginan untuk memakai, mengikuti dan mengunakan contohnya :
  • Memakai rambut palsu (gayus sudah mencoba)
  • Pengakuan palsu (di persidangan)
  • Bunga palsu (lebih tahan lama)
  • Matahari palsu (tempat belanja, yang kebakar cumin kartu kredit)
111
Semakin palsu maka akan sulit di berantas karena
  • Lebih tahan lama
  • Tidak mudah berkarat
  • Minim perawatan
  • Bebas biaya operational
  • Peminat banyak
1111
Semoga yang palsu tetap palsu dan yang asli gak usah ikut ikut palsu 

 Sumber : Kompasiana

No comments:

Post a Comment