Aku terkujut setelah menonton televisi yang memberitakan ambon rusuh lagi sepertinya belum
hilang dari ingatan kita tentang kejadian rusuh ambon beberapa tahun lalu, kini
terjadi lagi, mudah mudahan ini tidak terus berlanjut seperti tahun tahun
terdahulu, kejadian ini bertepatan dengan tanggal peringatan tragedi menara kembar amerika sarikat tanggal
11 bulan September atau yang di kenal dengan serangan 11 september 2001.
Gubernur Maluku, Karel Alberth Ralahalu, merilis jumlah
korban rusuh Ambon, Ahad (11/9/2011), yakni korban tewas berjumlah 6 orang,
luka berat 31 orang, dan luka ringan sebanyak 139 orang. Sementara itu, data
jumlah korban yang bersumber dari Koresponden Arrahmah.com di TKP menyebutkan
jumlah korban tewas mencapai 7 orang, kritis 7 orang, dan luka-luka sebanyak 60
orang, dan ratusan pengungsi yang hingga kini masih memadati masjid Al Fatah.(
Arrahmah.com)
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam mengungkap
kronologi kerusuhan di Kota Ambon yang terjadi hari ini, Minggu (11/9/2011). Menurut
dia, hal tersebut bermula dari kecelakaan yang terjadi pada seorang tukang ojek
bernama Darkin Saimen. Ia mengalami kecelakaan tunggal.
"Kejadian dari kecelakaan murni yang dialami Darkin Saimen yang
mengendarai sepeda motor. Ia dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos
Benteng," kata Anton.
"Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah, yang bersangkutan hilang
kendali dan menabrak pohon gadihu. Ia kemudian menabrak rumah seorang warga di
sana bersama Okto," papar Anton di Mabes Polri, Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, nyawa tukang ojek itu tak terselamatkan sebelum sampai ke rumah
sakit. Hal inilah yang menimbulkan dugaan ia sebenarnya dibunuh, bukan karena
kecelakaan. (KOMPAS.com)
Meskipun berulangkali pihak kepolisian menegaskan bahwa kematian tukang ojek
Muslim adalah murni kecelakaan, namun Umat Islam meragukan rilis pihak
kepolisian tersebut.
Berikut adalah fakta-fakta yang diungkap Forum Umat Islam (FUI) bahwa tukang
ojek Muslim itu dibunuh di daerah non Muslim.
Kasus seperti ini menurut Al-Khaththath, bukan hal baru. Pasalnya kejadian
serupa sebelumnya sudah pernah terjadi tiga kali sehingga hal ini menyulut
kemarahan umat Islam.
“Kita menyangsikan keterangan kepolisian bahwa itu adalah kecelakaan
tunggal. Karena menurut keterangan yang kita peroleh bahwa pihak keluarga
di sana menyangsikan terjadinya kecelakaan tunggal jadi ada unsur penganiayaan.
Bahkan kita mendengar kasus yang serupa ini sudah terjadi sebanyak tiga kali
sehingga menimbulkan kemarahan dari Umat Islam,” jelas Al-Khaththath Senin
malam (12/9/2011) usai launching Crisis Center Forum Umat Islam (FUI).
Sementara itu dikatakan Bernard Abdul Jabbar dari Forum Umat Islam (FUI),
jumlah korban yang tewas dalam bentrokan di Ambon sebanyak 8 orang. Adapun,
tukang ojek itu faktanya betul-betul dibunuh, bukan murni kecelakaan, seperti
dikatakan pihak kepolisian.
“Saya punya fotonya, banyak bekas tusukan, sangat jelas sekali, ada unsur
penganiyaan dengan motif dibunuh,” kata Bernard yang juga aktivis Hizbut Dakwah
Islam (HDI).
Pernyataan Al-Khaththath tersebut senada dengan Ketua Presidium MER-C
Joserizal Jurnalis SpOT, yang mengungkapkan banyak fakta dan kejanggalan dalam
keterangan yang disampaikan polisi.
Kondisi janggal antar alain dilihat dari kondisi kepala almarhum Darmin
Saiman yang pecah, sementara helmnya masih utuh. Selain itu, Joserizal juga
mengungkapkan adanya luka tusuk di punggung semakin memperkuat dugaan bahwa
tukang ojek Muslim itu bukan meninggal karena kecelakaan, tapi dibunuh dengan
sengaja.
“Kabar dari pihak keluarga korban, helm milik tukang ojek yang tewas itu
dalam keadaan utuh, tapi kepalanya pecah karenanya adanya benturan pukulan.
Begitu juga ada luka tusuk di punggungnya,” jelasnya.
Terkait hal tersebut Joserizal mendesak pihak kepolisian agar melakukan
otopsi ulang dan menjelaskan kepada publik dan media dengan sejujur-jujurnya,
tentang apa yang sesungguhnya terjadi. (Arrahmah.com)
Untuk itu dihimbau kepada warga negara indonesia khususnya ambon agar setiap
informasi yang beredar, harus diseleksi dan dicerna. jangan mudah terprovokasi.
Jangan mudah kena hasutan. Kalau ada ajakan, dicerna dulu atau tidak usah
diikuti. Sekarang banyak beredar sms yang menyesatkan untuk itu jangan
hiraukan,”
No comments:
Post a Comment